9 Tahun Diabetes Mellitus, Tidak Perlu Obat Penetral Glukosa Setelah Konsumsi Minyak Kelapa
Sambil duduk, wajah Nur Hidayat meringis kesakitan. Kedua tangannya terus-menerus mengusap kaki sebelah kanan yang mengalami kejang hebat. Kejadian 10 tahun silam saat bertugas di Nanggroe Aceh Darussalam itu menoreh luka dalam. Sejak itu ia divonis mengidap Diabetes mellitus. Obat kimia penetral gula darah pun berubah menjadi istri kedua. Namun, sejak rutin mengkonsumsi virgin coconut oil (VCO) 4 bulan lalu, Nur Hidayat bercerai dengan obat penetral glokusa. Gula darahnya pun tetap ajek di bawah 200 mg/dl.
Medio 1995, Nur Hidayat baru saja usai memimpin rapat. Saat berjalan menuju ruangan kerja tak ada keluhan apapun yang menimpa. “Tak lama setelah duduk tiba-tiba kejang itu datang,” paparnya. Sebelumnya memang sudah ada perasaan mudah lelah dan letih. Nanum hal itu dianggap lumrah. Maklum aktivitas ayah 4 putra itu memang luar biasa. Sebagai direktur produksi PT Pupuk Iskandar Muda, ia mesti memimpin banyak rapat yang menguras pikiran.
Hingga harus diangkut ke Rumah Sakit PT Pupuk Iskandar Muda pun tak terbersit dalam pikiran Nur Hidayat akan terkena diabetes. “Saat itu saya pikir hanya efek dari kecapaian saja,” ujar alumnus 1964 jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung itu. Tak disangka setelah menjalani general chek up, gula daralmya menunjukkan angka 460 mg/ dl. Padahal, normalnya nilai itu berkisar 120-140 mg/dl.
Berdasarkan rekam medis yang diperoleh, Nur Hidayat mencoba mencari tahu penyebab diabetes. Dari hasil lacakan ternyata keluarga dari pihak ayah memiliki riwayat penyakit gula itu. Kemunculan diabetes pada diri kelahiran 4 November 1935 itu selain keturunan juga diduga dipicu oleh stres dan kebiasaan meminum teh terlalu manis. “Orang Aceh kalau menjamu tamu dengan teh manis, gulanya bisa sampai setengah dari isi gelas,” tuturnya.
Mencoba Jamu
Sejak vonis dijatuhkan mulailah hari-hari Nur Hidayat diisi dengan mengkonsumsi obat kimia penetral gula darah. la pun mesti rajin mengatur diet makan dan berolahraga untuk menekan kadar gula darah . Sebenarnya diabetes mudah diobati dan mudah kambuh. Namun, bagi penderita diabetes yang terpenting harus menghindari stress,” ujar dr Gradelina, ahli obat tradisional di Kembangan, Jakarta Barat.
Karena salah satu faktor pemicu itu pula akhirnya suami Dewi Kuraisin diputuskan meletakkan jabatan direktur produksi. la beralih mengisi posisi sebagai direktur Penelitian dan Pengembangan PT Pupuk Sriwijaya di Palembang, Sumatera. “Rasa stress jadi lebih mudah terkendali karena beban kerja tidak seberat sebelumnya”, ujarnya.
Meski demikian rasa takut tetap melanda diri kakek 8 cucu itu. Sebelum vonis diabetes hinggap, ia pun pernah memiliki riwayat penyakit jantung tahun lalu. “Kata dokter ada penyumbatan di arteri halus pada dua tempat,” tuturnya. Meski tak harus menjalani operasi jantung, tapi kombinasi 2 penyakit yang dideritanya membuat ia harus lebih waspada. Selama bertahun-tahun mengkonsumsi obat dokter, kadar gulanya ajek 200-250 mg/dl. Meski praktis tidak ada keluhan, anak tunggal H. Muhammad di Bogor itu pun mencoba pengobatan alternatif. Dari informasi kerabat, ia mencoba mengkonsumsi jamu asal Yogyakarta. Jamu yang memilki kandungan tanaman Andrographis folia, Alstoniae cortex, Leucaena glaucafrusctus dan Phaseoli radiati itu banyak membantu mengusir rasa lelah yang tiba-tiba datang.
Jamu berbentuk butiran sebesar ujung kelingking orang dewasa itu harus ditelan Nur Hidayat 45 butir sehari. “Kombinasi obat dokter dan tradisional memang cukup bagus, tapi timbul efek lain sepert sulit buang air besar,” paparnya. Efek itu dirasakan cukup menganggu terutama saat menjalani aktivitas baru setelah pensiun sebagai konsultan.
Virgin Coconut Oil
Malang tak dapat ditolak saat mencari alternatif kesembuhan diabetes, memasuki medio 2001, penyakit jantung Nur Hidayat kambuh kembali sepulang dari Sulawesi Selatan. Saat berjoging pagi mendadak kepala Nur Hidayat terasa berkunang-kunang. Badan lemas sekali dan susah bernapas,” ujarnya. Setelah menjalani cek di rumah sakit Pondok Indah, penyumbatan jantung sudah menyerang arteri utama. Ketika itu pun gula darahnya melonjak menyentuh angka 350 mg/dl.
Operasi balon jantung untuk membuka sumbatan dijalani Nur di rumah sakit hingga 2 minggu. “Diabetesnya bisa turun setelah dibantu obat penetral glukosa,” ujarnya. Rupanya penyakit itu kambuh setelah pemilik PT Pasaman Suparman Chemical Eng di Jakarta itu, melanggar pantangan: mengkonsumsi udang dan minum manis terlalu banyak.
Setahun berlalu, kerja jantung Nur Hidayat sudah membaik. Namun, ketergantungan pada obat diabetes selama 9 tahun membuatnya lelah. “Saya sampai mencari-cari dari internet,” ujarnya. Beruntung di salah satu situs menyebutkan jika VCO (Virgin Coconut Oil = minyak kelapa murni) dapat membantu mengatasi penyakit kekurangan hormon insulin itu.
Sejak November 2004 Nur Hidayat mulai mencari-cari penyedia VCO. “Saat itu dapat 1 botol, tapi setelah diminum kok rasanya agak tidak enak. Tidak sesuai yang disebutkan di situs,” paparnya. Setelah bertanya ke sana-kemari, penggemar golf itu mendapatkan minyak yang diinginkan dari seorang penjual VCO di Cilandak, Jakarta Selatan. “Rasanya enak, saya minum. sehari 3 kali masing-masing 2 sendok makan,” katanya.
Setelah rutin meminum selama seminggu, obat dokter pun ditinggalkan. Dua hari tidak meminum obat dokter, kadar glukosa darahnya tak bergeser dari angka 200 mg/dl. Malah sebulan kemudian setelah mengetes memakai alat Glucose Test Accu Chek Advantage II diperoleh kadar glukosa sudah mendekati angka 160 mg/dl. “Badan jadi lebih enak. Herannya penyakit sulit buang air besar pun hilang,” ujar pria bersahaja itu gembira. (Dian Adijaya S)
Sumber: Trubus 426 – Mei 2005/xxxvi hal 42-43
PS: Supaya pengobatan Anda tidak sia-sia, pastikan minyak kelapa murni (VCO = Virgin Coconut Oil) yang digunakan adalah asli dan berkualitas. Anda bisa memesan minyak kelapa murni yang asli, berkualitas, teruji lab, dan bersertifikasi DI SINI.