Anda lagi diet lemak? Jangan lagi ya karena kekurangan lemak akan membuat Anda malah kurang gizi. Perlu diketahui bahwa untuk menyerap semua jenis nutrisi yang larut dalam lemak, senyawa seperti misalnya lutein, beta-karoten dan vitamin E, Anda perlu juga mengkonsumsi beberapa lemak.
Jadi mungkin Anda selalu menambahkan minyak zaitun atau minyak kelapa murni (VCO = Virgin Coconut Oil) untuk salad atau makan sayuran Anda dengan mentega untuk menyerap semua zat gizi yang berharga.
Ini adalah langkah yang cerdas untuk kesehatan, tapi tahukah Anda bahwa tidak semua minyak diciptakan sama untuk masalah penyerapan gizi? Minyak tertentu berfungsi lebih baik daripada yang lain dan benar-benar dapat meningkatkan jumlah penerimaan nutrisi dari makanan yang Anda makan.
Sebuah studi hewan baru yang membandingkan efek konsumsi minyak kelapa (lemak jenuh) versus minyak safflower (lemak tak jenuh ganda) terhadap penyerapan karotenoid dari tomat, dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, 7 August 2012. Dalam studi itu didapati bahwa minyak kelapa meningkatkan penyerapan karotenoid tomat untuk tingkat yang lebih besar daripada minyak safflower. Para peneliti mengungkapkan hal ini terjadi mungkin karena asam lemak rantai menengah dari minyak kelapa (MCFA – Medium Chain Fatty Acid):
“Hasil ini mungkin karena sebagian besar asam lemak rantai menengah dalam minyak kelapa, yang mungkin telah menyebabkan pergeseran fluks kolesterol untuk mendukung deposisi jaringan ekstrahepatik karotenoid.”
Minyak kelapa merupakan sumber alam MCFA terkaya yang sehat. Sebaliknya, kebanyakan sayur atau minyak dari biji-bijian terdiri dari asam lemak rantai panjang (LCFA – Long Chain Fatty Acid). Ada beberapa alasan mengapa LCFA kurang sehat bagi Anda dibandingkan MCFA dalam minyak kelapa.
Jadi sekarang Anda sudah tahu ya bahwa diet rendah lemak justru kurang tepat untuk kesehatan Anda. Yang benar adalah mengganti lemak yang tidak baik dengan lemak yang baik. Contoh lemak baik yang menyehatkan jantung, baik untuk penderita hipertensi dan kolesterol tinggi, serta tidak bikin tambah gemuk adalah minyak kelapa murni dan minyak zaitun. Tapi dari segi khasiat, minyak kelapa memiliki catatan dan penelitian yang lebih panjang dan banyak daripada minyak zaitun.
Minyak kelapa murni atau VCO bisa Anda beli di apotek atau supermarket terdekat. Tapi jika Anda butuh yang kualitasnya terjamin, yang artinya tidak tengik, 100% asli dan tanpa bahan kimia dalam pemrosesannya, terbuat dari buah kelapa pilihan, rasanya lembut dimulut, aroma dan rasa kelapanya sedikit (hampir tanpa rasa), silahkan Anda order DI SINI.
Kenangan pahit di bulan Ramadhan 2004 tak akan terhapus dari ingatan Suprobowati Suratman. Ia baru saja hendak menyuapkan nasi ke mulut ketika tiba-tiba perut di sekitar pinggang sakit luar biasa. Gangguan itu diikuti muntah-muntah sehingga ia menghentikan makan sahur. Frekuensi gangguan itu semakin meningkat, sepekan beberapa kali terjadi. Kadang disertai dada berdebar-debar.
Klimaks keluhan itu terjadi pada penghujung 2004. Di malam pekat itu Suprobowati kembali merasakan sakit perut hebat disertai pendarahan. Ketika orang-orang dibuai mimpi dalam nyenyak tidur, Joko Sulistyo, sang suami, membawa Suprobowati ke Rumah Sakit Salak Kotamadya Bogor. Tiga dokter spesialis—kandungan, penyakit dalam, dan bedah—memeriksa kesehatan perempuan 46 tahun itu dengan saksama.
Hasil pemeriksaan dokter sungguh mengejutkan keluarga Joko Sulistyo: Suprobowati mengidap kanker kista stadium 4. Bahkan terjadi pelekatan kista ke usus dan gangguan sistem pencernaan. CA 125, sel asal kanker, mencapai 153. Padahal normalnya maksimal 35. Mendengar kabar itu air mata menggenangi pelupuk mata perempuan kelahiran Semarang 19 November 1959. “Saya merasa esok adalah hari terakhir bagi saya,” katanya.
Itu yang menyebabkan ia ingin selalu dekat dengan ke-3 anak dan suami terkasih. Andai maut menjemput, mereka ada di sampingnya. Dua puluh hari ia lalui di rumah sakit itu. Sayang, tak ada kemajuan berarti yang dicapai. Oleh karena itu ia dipindahkan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Membaca rekam medis dari RS Salak, tim dokter RSCM memutuskan untuk mengoperasi. Joko Sulistyo telah meneken borang atau formulir persetujuan operasi.
Dua hari setelah dirawat, Suprobowati dibawa ke kamar operasi. Ia melihat beberapa dokter yang telah siap mengoperasi dirinya. Mereka mengenakan pakaian khusus dilengkapi dengan masker. Pisau bedah tak luput dari pandangannya. Tekanan psikologis mahaberat ia rasakan saat itu. “Saya takut operasi,” katanya. Ketakutan itu meyebabkan Suprobowati pingsan. Operasi hari itu pun urung. Joko membawa istrinya pulang ke rumah di Ciomas, Kotamadya Bogor.
Membesar
Kista merupakan rongga tertutup berisi cairan encer, kental, atau setengah padat yang dilapisi epitel. Sebetulnya kista adalah kelainan yang dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh, terutama di organ reproduksi seperti indung telur, leher rahim, dan rahim. Menurut dr Sidi Aritjahja herbalis di Yogyakarta, kista adalah tumor kelenjar sehingga namanya tergantung letak kelenjar. Misalnya bila ada di ovarium disebut kista ovarium; di ketiak, kista axial; di payudara, kista mame.
Dr Tagor Sidabutar, SpOG dari Rumah Sakit PGI Cikini, menuturkan kista di kandungan berasal dari indung telur. Kista ovarium membahayakan karena menyerang dan mendesak sel telur. Pada kasus Suprobowati tempat kista adalah indung telur. Kista menekan indung telur sehingga nyeri. Lalu timbul perlengketan dan pergesekan di usus dan menimbulkan nyeri. ”Bila kista mendesak ke usus mengakibatkan sulit buang air besar. Mendesak ke kantong kemih mengakibatkan sulit buang air,” ujar Sidabutar.
Berdasar tingkat keganasan, kista dibedakan menjadi 2 jenis, nonneoplasia dan neoplasia. Nonneoplasia kista yang tak tumbuh terus-menerus, sifatnya jinak, biasanya kempes sendiri dalam 2—3bulan. Dengan pemberian antibiotik, nonneoplasia bisa sembuh. Contoh, sel sperma yang hanya membuahi inti sel telur, sedangkan sitoplasma atau cangkang telur yang ditinggalkan membentuk kista. Kista neoplasia adalah kista yang tumbuh terus-menerus. Bisa jinak atau ganas. Ada kista yang nyeri saat haid disebut kista endometriosis.
Sampai kini penyebab kista belum diketahui. ”Menurut penelitian, dugaan sementara karena faktor genetik. Bila orangtuanya ada kista atau tumor, kemungkinan ia terserang kista nantinya,” kata alumnus University of Paris. Makanan yang banyak mengandung hormon dan kolesterol—makanan cepat saji kaya hormon estrogen—memicu kista endometriosis. Itulah kebiasaan Suprobowati ketika menemani sang suami yang menempuh studi master dan doktoral di Jepang. Hampir setiap hari ia mengkonsumsi makanan cepat saji yang dianggapnya praktis.
Begitu pula kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung radikal bebas. Dampaknya menurunkan antioksidan dalam tubuh sehingga imunitas berkurang. Sidi Aritjahya menyarankan penderita kista untuk menghindari makanan yang dibakar dan diberi alas logam. Semua makanan itu mengandung zat karsinogen alias pemicu kanker. Makanan yang diragikan atau jamur sebaiknya dipantang karena merangsang neufas polarisasi atau pembuluh darah.
Selain itu pola hidup juga memicu kista. Contoh merokok yang menyebabkan perubahan genetik dalam sel. Menurut dr Sidi Aritjahya, kista terjadi karena sumbatan dan peradangan. Akibat sumbatan kolesterol pada saluran tertentu, sel-sel tumor tumbuh di tempat itu. Jika karena peradangan pada sel kelenjar terjadi sekresi berlebih. Sayangnya, gejala tidak tampak pada fisik seseorang. Oleh karena itu kista kerap ditemukan secara kebetulan lewat pemeriksaan ultrasonografi .
Prevalensi di Indonesia termasuk besar. Rumah Sakit Happyland Medical Center di Yogyakarta sejak 1994—2004 menerima 20.000 pasien, 7.000 di antaranya (30%) pasien tumor dan kanker. Mekanisme pengobatan kista yang selama ini dilakukan dengan membangkitkan antitumor agar lebih dominan. ”Jadi harus dilihat dulu sel asal kankernya. Misalnya jenis adeno berarti sel kanker berasal dari kelenjar, maka harus dicarikan antitumor untuk jenis kelenjar,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu.
Luka ginjal
Karena tak memungkinkan untuk operasi, Suprobowati memilih pengobatan herbal sebagai jalan penyembuhan. Sarjana Biologi alumnus Universitas Jenderal Soedirman itu dirawat di sebuah klinik herbal. Sayang, kesembuhan yang diharapkan seperti menjauh. Biaya yang relatif mahal, mencapai Rp10- juta, juga menjadi bahan pertimbangan sehingga Ati—demikian sapaannya—menghentikan pengobatan di sana.
Harapan sembuh kembali disemaikan. Kali ini ia memadukan pengobatan herbal, fisioterapi, dan akupunktur. Atas saran kerabat, ia juga mengkonsumsi ramuan asal Cina berupa serbuk. Bahan dan kandungan ramuan yang dibeli bebas di sebuah toko di Bekasi, Jawa Barat, itu tak diketahui. Ia hanya patuh memenuhi saran kerabat agar cepat sembuh. Namun, setelah rutin mengkonsumsinya bukan kesembuhan yang digapai, justru petaka yang didapat.
Ginjalnya luka lantaran terjadi endapan di organ itu. Kencing tampak kemerahan. Itu akibat ia tak memenuhi saran herbalis agar konsumsi ramuan cina disertai minum 2 liter per hari. Sedangkan ia cuma sanggup menghabiskan 4—5 gelas. Dampak buruk lain, rambut rontok. Hanya disisir dengan jari, puluhan rambut terlepas dari kepala. Kulitnya tampak menghitam dan kusam.
Ia menghabiskan waktu di atas pembaringan. Sebab, ketika kaki menapak untuk berjalan, sakitnya sampai ke ubun-ubun. Perutnya juga terasa nyeri. Jika hendak ke kamar mandi, misalnya, suaminya yang menggendong. Suprobowati menanggung penderitaan mahaberat sehingga kerap putus asa. “Sudahlah saya tak perlu dibawa ke mana-mana lagi. Biarkan saja meninggal di rumah,” katanya suatu hari.
Normal
Harapan sembuh kembali muncul ketika Joko Sulistyo teringat banyak penderita penyakit maut yang sembuh setelah mengkonsumsi virgin coconut oil (VCO). Selain sebagai peneliti LIPI, alumnus University of Tsukuba Jepang itu juga memproduksi VCO. Puluhan pelanggannya merasakan faedah minyak kelapa murni bikinannya. Joko segera menganjurkan Suprobowati untuk minum VCO.
Sejak Februari 2005, Suprobowati hanya mengkonsumsi minyak perawan itu. Obat-obatan dari dokter dihentikan konsumsinya. Dosis 2 sendok makan sekali minum sebelum makan. Frekuensinya 3 kali sehari. Sebulan kemudian bobot tubuhnya yang semula 40 kg, naik menjadi 42 kg. Pada awal Oktober 2005, ia ke laboratorium untuk mengecek kesehatannya.
Hasilnya, CA 125 alias sel asal kanker turun dari 153 menjadi 23,9 alias normal. Dua bulan berselang pada 1 Desember 2005 ukuran kista yang semula 12 cm x 10 cm x 8 cm tampak mengecil, menjadi 9 cm x 7 cm x 6 cm. Pengecilan ukuran itu tampak secara kasat mata. Perutnya yang semula membuncit seperti hamil 7 bulan, sekarang mengempes. Hingga sekarang Suprobowati terus melanjutkan konsumsi VCO.
Dengan normalnya CA 125 dan mengecilnya kista, Suprobowati kini dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala. Ketika ditemui Trubus untuk wawancara, ia tampak bugar. Menurut dr Sidi Aritjahya peran VCO terhadap mengecilnya kista dan menormalkan CA 125 secara tidak langsung. “VCO baiknya hanya untuk suplemen karena membantu menambah asam laurat ke dalam tubuh sehingga meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang baik antibodi jadi makin baik,” kata Ari—sapaannya.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Dr Muhammad Ahkam Subroto, peneliti VCO dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi LIPI. Doktor Bioteknologi alumnus University of New South Wales itu mengatakan, enzim yang dikandung VCO membantu sistem pencernaan. Dampaknya produksi hormonal lebih baik sehingga kekebalan tubuh meningkat dan membantu proses penyembuhan.
Dengan demikian pertumbuhan sel kanker dapat dihambat. Ahkam menuturkan, hasil riset VCO terbukti tak mempunyai LD (lethal dosage) 50 yang bersifat racun atau sitotoksik. Artinya, VCO tak mungkin membunuh sel kanker, hanya meningkatkan kekebalan tubuh. Peran meningkatkan kekebalan tubuh diemban dengan baik oleh MCT alias Medium Chain Triglyceride dalam VCO. Yang termasuk di dalamnya adalah asam kaproat, kaprilat, kaprat, dan laurat.
Riset Wan & Grimble menunjukkan, VCO meningkatkan respon sistem kekebalan tubuh sekaligus untuk memusnahkan racun. Monolaurin dalam VCO juga mampu mengatasi racun dalam bentuk asam glutamat. Minyak kelapa murni tak hanya mengatasi sel kanker, tetapi juga ampuh mencegahnya. Menurut riset Lim-Sybianco pada 1987, konsumsi VCO berefek antikarsinogenik. Medium Chain Fatty Acid (MCFA) dalam VCO membantu tubuh mengenyahkan mikroorganisme patogen.
Tugas itu semula diemban oleh sel darah putih. Dengan pengambilalihan tugas itu, sel darah putih lebih terfokus pada tugas baru: mengatasi sel kanker. Itu diperkuat dengan uji praklinis yang ditempuh Dr Robert L Wick Remasinghe, kepala Divisi Serologi di Sri Lanka. VCO menghambat induksi sel kanker.
Sumber: Majalah Trubus 2005, Sardi Duryatmo/Peliput: Hanni Sofi a, Laksita Wijayanti, & Lastioro Anmi Tambunan
Catatan: Demi hasil yang maksimal, pastikan VCO yang dikonsumsi adalah yang asli dan berkualitas (tidak tengik, proses pembuatannya tidak memakai bahan kimia, tanpa proses pemanasan sehingga nutrisi masih lengkap, aroma & rasa kelapa tidak kuat/ hampir tanpa rasa, lembut di mulut, dan dari buah kelapa yang berkualitas). Jika Anda ragu dengan kualitas VCO di luar sana, silahkan Anda pesan DI SINI.
Kanker Kista Stadium 4 Sembuh Tanpa Operasi Berkat Rutin Minum Minyak Kelapa Murni
Danton Awan
5:22 PM
Akhirnya Tuhan pun memberikan kesembuhan pada Agnes Reni Widayanti. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit asma yang dideritanya. Berbagai upaya untuk mengobati penyakit asma yang diidapnya bertahun-tahun terhenti sudah dengan dia melakukan terapi VCO. Diapun semakin mantab untuk mengkonsumsi Minyak VCO untuk mencegah penyakit asma yang pernah dideritanya kambuh lagi.
Agustus 2005. Itulah kali terakhir Agnes Reni Widayanti dibopong ke rumahsakit karena serangan asma. Biasanya sekali sebulan, gadis kelahiran Malang, 27 Mei 1987, itu pasti diinhalasi untuk melegakan napas yang sesak. Berkat konsumsi 3 sendok makan per hari virgin coconut oil sejak akhir September, Agnes terbebas dari asma.
Hari-hari pada Agustus 2005 itu semula saat yang menyenangkan buat Agnes. Anak ke-3 dari 4 bersaudara itu tengah menikmati masa liburan panjang sebelum memulai aktivitas sebagai mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malang Kucecwara.
Rupanya keasyikan menikmati liburan membuat Agnes lupa menjaga kondisi. Pada suatu petang, putri dari pasangan Yacobus Sutrisno dan Andri Yulianti itu pulang dengan kondisi lelah.
Agnes kontan batuk-batuk berat sembari mengeluarkan dahak. Dada terasa berat dan napas sesak. Batuk-batuk dan sesak napas tak kunjung hilang meski Agnes menyemprotkan obat pereda melalui sebuah tabung kecil. Orangtua tercinta pun segera membawa Agnes ke dokter langganan keluarga untuk diinhalasi. Setelah obat pelega pernapasan disalurkan dari nebulator melalui selang menuju alat seperti masker oksigen, Agnes pun pulih kembali.
Hiperreaktif
Berobat ke dokter untuk mengatasi penyakit paru-paru sudah jadi rutinitas Agnes. “Setiap bulan pasti asma Agnes kambuh,” tutur mahasiswi tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malang Kucecwara itu. Dia memang sangat merasa kesulitan untuk mencegah penyakit paru-paru itu kambuh. Terutama ketika Agnes terlalu capai beraktivitas. Perubahan cuaca dari panas menjadi dingin pun memicu batuk-batuk dan sesak napas gadis berambut panjang itu. Penyakit “umum” seperti flu jadi ancaman serius buat Agnes. Begitu flu menyerang asma pun kambuh. Makanya bila ada teman atau kerabat yang sedang terserang flu Agnes langsung menghindar untuk mencegah penyakit asma itu kambuh.
Agnes dilarang keras berolah raga berat. Berlari lari sebentar saja sudah membuat napas Agnes tersengal-senggal mengeluarkan bunyi ngik… ngik… Untuk menjaga kesegaran tubuh, paling ia melakukan senam ringan. Tertawa terbahak-bahak pun mesti dihindari. Agnes harus berpantang makanan, seperti rambutan, cokelat, dan es krim. Memang sungguh terasa berat dan sulit untuk mencegah penyakit paru agar tidak gampang kambuh.
Pantas tubelator—botol kecil berisi obat asma yang bisa segera dihirup untuk mencegah penyakit asma kambuh dan sesak napas—menjadi teman akrab. Ke mana pun gadis ini pergi, botol semprotan itu selalu menyertai. Bila ada serangan asma mendadak, obat dalam tubelator jadi penyelamat pertama. Beberapa kali Agnes mesti masuk Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Saiful Anwar, Malang. Itu lantaran asma kambuh di tengah malam saat dokter praktek sulit ditemukan.
Menurut dr Nastiti N Rahajoe, dokter spesialis anak sekaligus konsultan paru-paru anak, asma merupakan penyakit saluran pernapasan karena saluran itu bersifat hiperreaktif. Bila ada rangsangan, saluran menjadi menyempit sehingga penderita sulit bernapas dan mengalami batuk-batuk. “Rangsangan bisa berasal dari udara, misal debu, asap rokok, bulu binatang, atau infeksi virus,” papar alumnus Universitas Indonesia itu.
Faktor pencetus lain ialah makanan seperti cokelat, tomat, makanan mengandung mono sodium glutamat, MSG—misal snack, dan kacang tanah. Pun makanan mengandung pewarna dan pengawet. Olahraga berat seperti lari sprint dan pergantian musim secara mendadak juga ikut berperan memicu asma. Prevalensi asma pada anak-anak di Indonesia meningkat setiap tahun.
Nol Kecil
Penyakit yang bisa dialami semua golongan umur itu diderita Agnes sejak belia. Sejak masih duduk di bangku TK nol kecil, Agnes kecil kerap bolos karena asma. Sebuah kartu berobat ketika ia berumur 12 tahun penuh terisi kasus-kasus asma kambuh.
Toh dalam keluarga, perkara Agnes menderita asma bukan hal aneh. Kakak lelaki Agnes pun menderita penyakit serupa. Pun kakek dari pihak sang ibu. Menurut Nastiti, asma memang penyakit keturunan. Penyakit genetis itu biasanya berangsur hilang seiring bertambahnya umur si anak. Kakak lelaki Agnes bebas asma dengan sendirinya.
Yacobus Sutrisno dan Andri Yulianti bukan tak mengupayakan kesembuhan Agnes. Sejak dini Agnes diajari untuk berenang. Olahraga air itu dipercaya bisa mencegah penyakit asma dan mengatasi penyakit paru-paru.
“Memang iya sih, sewaktu rajin berenang asma Agnes jarang kambuh,” ujar gadis yang saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di kampus itu. Namun, begitu Agnes malas berenang, asma gampang menyerang.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Jalan kesembuhan terbuka saat Agnes mulai rutin mengkonsumsi virgin coconut oil sejak akhir September 2005. Setiap hari 3 sendok makan minyak dara diteguk: pagi, siang, dan sore. Semula konsumsi VCO itu dicekoki ayah dan ibu sekadar untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Maklum gadis yang hobi menyanyi itu sakit-sakitan. Namun, ia justru lebih termotivasi meneguk VCO lantaran ingin menurunkan bobot badan. Dengan tinggi 155 cm dan bobot 49 kg, Agnes merasa terlalu gemuk. Dari informasi yang dibaca di sebuah media massa, minyak kelapa murni bisa menurunkan bobot badan.
Hanya dalam hitungan bulan, Agnes mulai merasakan manfaat VCO. Tubuh jadi terasa lebih fit. Tak hanya itu, sesak napas dan batuk-batuk berat karena asma kambuh tak pernah lagi dialami. “Paling batuk-batuk sedikit,” tuturnya. Bila setiap bulan Agnes menghabiskan 2 tabung obat, sebotol pun belum habis sejak September silam.
Saat Agnes mengikuti orientasi studi di kampusnya pada November, asma pun tidak datang menyerang. Padahal ia sibuk luar biasa. Setiap pagi Agnes keluar rumah sejak pukul 5 pagi dan baru kembali pukul 11 malam. Di kampus kegiatan fisik seperti baris berbaris dan latihan mental dari para senior dijalani dengan mulus. Sang ibunda sudah khawatir putri bungsunya jatuh sakit. Ternyata Agnes segar-bugar. Nastiti belum pernah mendengar kasus pengobatan asma dengan VCO. “Asma bukan penyakit akibat bakteri atau virus, kalau memang VCO bersifat sebagai antivirus dan bakteri,” ujar dosen di Fakultas Kedokteran UI itu.
Untuk penderita asma, dokter biasanya menyarankan penderita untuk menghindari pencetus asma. Itu dikombinasikan dengan pemberian obat dengan kandungan bronkodilator serta anti inflamasi. Yang disebut terakhir berperan mengurangi hipereaktivitas saluran pernapasan. Anti inflamasi dipakai sebagai pelega dan pengontrol asma. Menurut dr Zaenal Gani, dokter senior di Malang, VCO mengatasi asma secara tidak langsung. “Setiap 1 g VCO mengandung 7 kalori. Kalori itu kan tenaga. Di dalam tubuh VCO diubah dengan cepat menjadi energi. Ini membuat kondisi fisik seseorang menjadi lebih berenergi,” papar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu. Tubuh jadi lebih hangat sehingga lebih tahan menghadapi pencetus asma, seperti udara dingin.
Menurut kelahiran 10 November 1946 itu, VCO pun mempercepat pemulihan dari kondisi sesak menjadi lega pada penderita asma. Dalam sebuah situs di dunia maya, seorang perempuan asal Melbourne, Australia, bersaksi berkat mengkonsumsi minyak dara, asma tak lagi jadi derita. Pantaslah bila kini Agnes masuk rumah sakit karena asma kambuh tinggal cerita. Olahraga berat memang belum boleh dilakukan. Paling hanya lari-lari kecil setiap pekan. Namun yang pasti, “Sekarang Agnes tidak berpantang lagi. Mau makan rambutan sekresek pun ngga apa apa,” kata Agnes ceria sambil menutup percakapan.
Sumber: Trubus 2006, Evy Syariefa/Peliput: Rosy Nur Apriyanti
Saran Aturan Konsumsi VCO untuk Kasus Asma
RINGAN
- Anak-anak: 3×1 sendok teh sehari.
- Dewasa: 3×1 sendok makan.
BERAT
- Anak-anak: 3 x 2-3 sendok teh sehari.
- Dewasa: 3 x 2-3 sendok makan.
SAAT KUMAT
- Anak-anak: 3 sendok teh saat itu juga.
- Dewasa: 3 sendok makan saat itu juga.
Catatan: Demi hasil yang maksimal, pastikan VCO yang dikonsumsi adalah yang asli dan berkualitas (tidak tengik, proses pembuatannya tidak memakai bahan kimia, tanpa proses pemanasan sehingga nutrisi masih lengkap, aroma & rasa kelapa tidak kuat/ hampir tanpa rasa, lembut di mulut, dan dari buah kelapa yang berkualitas). Jika Anda ragu dengan kualitas VCO di luar sana, silahkan Anda pesan DI SINI.
Gara-gara Minum Minyak Kelapa, Agnes Terbebas dari Derita Asma Berkepanjangan
Danton Awan
4:56 PM